PIDATO
Makalah
ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen
pengampun:
Edi
Suryadi,M.Pd
Oleh:
Nama:
Yulia Puspita Sari
NIM:
061530330969
Kelas:
1TA
PROGRAM
STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena berkat ridho, rahmat,
dan karunia-Nya Makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam ke pangkuan Nabi besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yg kita rasakan saat
ini. Makalah ini dibuat dalam rangka
melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita.
Palembang,
Januari 2016
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR
ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masala...................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Pengertian
Pidato..................................................................................... 3
2.2 Tujuan
Pidato........................................................................................... 4
2.3 Kriteria
Pidato yang Baik........................................................................ 4
2.4 Tata
Cara dan Etika Berpidato................................................................ 5
2.5 Menulis
Naskah Pidato............................................................................ 8
2.6 Menyunting
Naskah Pidato..................................................................... 9
2.7 Menyempurnakan
Naskah Pidato Berdasarkan Suntingan...................... 9
2.8 Sistematika
Berpidato.............................................................................. 9
2.9 Teknik
Berpidato yang Efektif................................................................ 10
2.10
Faktor Penunjang Keefektifan Berpidato.............................................. 11
Contoh Pidato................................................................................................ 12
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di
era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara sangat dibutuhkan baik
berbicara dalam konteks resmi maupun tidak resmi karena melalui bicara
seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya. Kemampuan seseorang untuk
berbicara biasanya tidak sama tergantung bagaimana orang tersebut mampu
berfikir dalam menghasilkan kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit
untuk bericara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu. Hal tersebut
disebabkan oleh kefasihan seseorang dalam berbicara dan memilih kata-kata untuk
diungkapkan.
“Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas
eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar “ngoceh”,
tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif),
menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia
mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang disebul retorika atau seringkali disama-istilahkan dengan pidato”.(Sanjaya, Robhi.
2013.” Materi Pidato”.http://anugrah-kom.blogspot.co.id/2013/12/makalah-materi-pidato-oleh-klompok-vii.html. Diakses pada
tanggal 13 Desember 201.)
Salah
satu cara untuk mengungkapkan suatu halnyang sering digunakan dalam penataran,
peringatan, seminar, dan perayaan dari dahulu sampai sekarang adalah pidato.
Seorang peminpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa, dan seorang
pelajar hendaknya berusaha memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memiliki
kemampuan berpidato di hadapan orang banyak khususnya karena bagaimana pun pada
suatu saat kita akan dituntut untuk berpidato. Pidato merupakan suatu hal yang
sangat penting baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena
pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau dari
gagasan pembicara kepada khalayak ramai. Seorang yang berpidato baik akan mampu
menyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan,
atau pesan yang disampaikan. Melalui makalah ini saya selaku penulis akan
membahas tentang pidato secara mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
a.
Apa sajakah tujuan dari pidato?
b.
Bagaimanakah kriteria berpidato yang
baik?
c.
Bagaimanakah tata cara dan etika
berpidato?
d.
Bagaimanakah menulis naskah berpidato?
e.
Bagaimanakah sistematika berpidato?
f.
Bagaimanakah teknik berpidato yang
efektif?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Dapat mengetahui tujuan dari pidato.
b.
Dapat mengetahui kriteria berpidato yang
baik.
c.
Dapat mengetahui tata cara dan etika
berpidato.
d.
Dapat mengetahui cara menulis naskah
berpidato yang baik.
e.
Dapat mengetahui sistematika berpidato.
f.
Dapat mengetahui teknik berpidato yang
efektif.
g.
Dan pada akhirnya biasaerpidato dengan
baik.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pidato
Menurut
Fatwa Rohman(Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara
di depan umum dengan menggunakan susunan kata yang baik, bertujuan untuk
menyampaikan perasaan/ isi hati/ pendapat/ gagasan/ pengalaman/ pengetahuan/
materi/ suatu perihal kepada orang banyak serta dilakukan berdasarkan kaidah
kebahasaan yang baik dan benar.
Pidato
merupakan suatu kegiatan berbicara di depan khalayak ramai atau berorasi dalam
menyatakan pendapatnya, atau memberikan suatu gambaran mengenai suatu hal.
Biasanya pidato dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi serta pernyataan
tentang hal-hal atau peristiwa penting dan juga patut untuk diperbincangkan.
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin guna memimpin dan berorasi di
depan khalayak ramai atau anak buahnya.
Pidato
merupakan suatu ucapan yang memiliki susunan yang baik guna disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato penting seperti pidato kenegaraan, pidato dalam
menyambut hari besar, pidato untuk membangkitkan semangat, dan lain sebagainya.
Pidato
yang baik adalah suatu pidato dapat memberikan kesan positif bagi orang-orang
banyak yang mendengarkan pidato yang disampaikan tersebut. Kemampuan dalam
berpidato atau berbicara di depan publik dapat membantu dalam meraih jenjang
karir yang baik.
Berpidato
merupakan salah satu wujud dalam kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu itu,
berpidato mementingkan ekspresi gagasan serta penalaran dengan memakai bahasa
lisan yang didukung aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, pelafalan, kontak
pandang, dan intonasi suara. Pidato yang baik memerlukan beberapa kriteria.
Berikut kriteria dalam berpidato.
2.2 Tujuan Pidato
Adapun
tujuan pidato secara umum adalah :
1. Informatif,
yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi, pengetahuan atau sesuatu
yang menarik untuk orang lain / pendengar.
2. Persuasif
dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong, meyakinkan dan
mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka rela.
3. Edukatif,
yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek pendidikan.
4. Entertain,
bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar dan membuat pendengar itu
senang dan puas dengan pidato yang disampaikan.
2.3
Kriteria Berpidato yang Baik
Pidato
yang baik ditandai oleh kriteria (a) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang
berlangsung, (b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar, (c) isinya
tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan
objektif, (f) bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan (g)
disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.(2012. “Presentasi Kriteria
Pidato yang Baik”. http://icpb11math.blogspot.co.id/2012/05/presentasi-kriteria-pidato-yang-baiksri.html. Diakses pada
tanggal 13 Desember 2015)
Seseorang harus menguasai unsur kebahasaan secara
baik dan juga unsur nonkebahasaan, misalnya keberanian, ketenangan, kesanggupan
melakukan reaksi yang cepat dan tepat, kesanggupan menyampaikan gagasan atau
ide secara lancar dan teratur, dan kesanggupan memperlihatkan sikap dan
gerak-gerik yang tidak canggung.
Ada
tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik.
1.
Menentukan topik dan tujuan
2.
Menganalisis pendengar dan situasi
3.
Memilih dan menyimpitkan topik
4.
Mengumpulkan bahan
5.
Membuat kerangka uraian
6.
Menguraikan secara mendetail
7.
Melatih dengan suara nyaring
Ketujuh
langkah tersebut diperingkas menjadi tiga langkah, yaitu menelitih masalah (1,
2, dan 3), menyusun uraian (4, 5, dan 6), dan mengadakan latihan (7).
2.4 Tata
Cara dan Etika Berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah
dan uraian untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Etika
berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhtikan dan
dijunjung ketika berpidato.
Langkah-langkah dan uruttan berpidato secara umum
diawali dengan pembukaa, sajian isi, dan penutup.
1. Pembukaan
biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam
suatu acara. Beberapa cara yang dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka
pidatonya: (a) Dengan memperkenalkan diri. (b) Membuka pidato dengan humor. (c)
Membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.
2. Sajian
isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu di rinci sesuai
dengan waktu yang disediakan. Pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan
dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.Pokok
pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan
kepentingan para audience.
3. Pembahasan.
Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal
yang dikemukakan pada bagian isi. Pada bagian ini biasanya berisi berbagai hal
tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi,
angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, bagan- bagan, model, dan humor
yang relevan.
4. Penutup
pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam
sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam
acara sedang berlangsung. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan
harapan- harapan. a) Simpulan. Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah
kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang
berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat).
Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara
langsung sebagai penekanan isi pidato. b) Harapan-harapan. Dalam sebuah teks
pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting.
Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada
pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan. e. Salam
penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih,
permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
Menurut
ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan ada
empat macam metode pidato:
1. Impromtu
(serta merta) yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan banyak
menggunakan teknik serta merta. Keuntungan dari metode ini komunikasi pembicara
dengan pendengar lebih baik dan tidak memerlukan banyak waktu untuk menghafal.
2. Ekstemporan
yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara
lengkap. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan
garis-graris besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling
penting untuk disampaikan. Keuntungannya: komunikasi pendengar akan berkurang
karena pembicara beralih kepada usaha untuk mengingat kata-kata yang akan
disampaikan dan gerak serta isyarat dapat diintegrasikan dengan uraian.
Kerugiannya: kata-kata yang akan digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya
dan pembuatan naskah membutuhkan waktu lebih lama.
3. Memoriter
merupakan metode pidato dengan menulis pesan atau gagasan yang akan disampaikan
dan kemudian menghafalkannya kata demi kata. Kerugiannya:
a. Pembicara
tidak dapat melihat pendengar dengan baik, karena harus fokus juga kepada
naskah pidatonya.
b. Komunikasi
pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada
mereka.
c. Kefasihan
terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
Sedangkan keuntunganya:
a.
Tidak ngawur atau asal-asalan.
b.
Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
c.
Pernyataan yang disampaikan dapat
dihemat.
d.
Kata-kata yang digunakan dapat dipilih
dengan sebaik-baiknya.
e.
Manuskrip dapat diperbanyak.
Nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam berpidato
yaitu janganlah menyinggung perasaan orang lain tetapi sebaliknya berupa
menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya, keterbukaan, kejujuran,
empati, dan persahabatn perlu diusahakan dalam berpidato.
Adapun tata krama dalam berpidato diantarnya:
1. Jika
berpidato di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini:
a. berpakaian
dengan rapi dan bersih, tetapi, tidak bergayapamer dengan memakai perhiasan
atau pakaian yang berlebihan.
b. menggunakan
kata-kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan, kesombongan, atau,
kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c. jika
pidato panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya diselingi humor,
namun humor itu harus sopan.
2. Jika
berpidato di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria,
perhatikanlah kata-kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai menyinggung
perasaan.
3. Bila
berpidato di hadapan orang-orang terkemuka, hendaknya mempersiapkan diri dengan
sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan tumbuh; selain itu kita tidak
perlu merasa rendah diri.
4. Jika
berpidato di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus terang dan
dapat agak santai, namun jangan melupakan tata krama.
5. Jika
yang mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu
menyakinkan mereka argumentasi yang logis.
6. Jika
berpidato di hadapan pemeluk suatu agama, kita harus menjaga jangan sampai ada
satu ucapan pun yang menyinggung martabat suatu agama.
7. Jika
yang mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah kata-kata atau
kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.
2.5 Menulis
Naskah Berpidato
Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila
kegiatan pidato yang akan dilakukan memang dipersiapkan sebelumnya. Akan
tetapi, apabila kegiatan berpidato itu dilakukan secara spontan tentu tidak
perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatan pidato dilakukan. Menulis naskah
pidato hakikatnya dalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tertulis yang
siap dilisankan melalui kegiatan berpidato. Pilihan kosa kata dan
kalimat-kalimat serta paragraf dalam menulis naskah pidato sesungguhnya tidak
jauh berbeda apabila dibandingkan dengan kegiatan menulis untuk menghasilkan
naskah lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan pilihan kosa kata
dalam menulis naskah pidato. Dengan demikian, sekalipun naskah pidato itu
merupakan bahan tulis yang akan dilisankan, sehingga konteks kelisanan perlu
diperhatikan.
2.6 Menyunting naskah pidato
Isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato
menjadi sasaran penyuntingan. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai
dengan tujuan pidato, calon pendengar, dan kegiatan yang digelar. Selain itu,
isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi
yang relevan dengan konteks pidato. Penyuntingan terhadap bahasa diarahkan pada
pilihan kosa kata, kalimat, dan penyusunan paragraf. Ketepatan pilihan kosa
kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama
dalam kegiatan penyuntingan ini. Sedangkan penalaran dalam naskah pidato juga
disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan
dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif,
deduktif, dan campuran.
2.7 Menyempurnakan
naskah pidato berdasarkan suntingan
Menyempurnakan naskah pidato setelah disunting, baik
oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu dilakukan. Penyempurnaan itu
diarahkan kepada aspek isi, bahasa, dan penalaran. Penyempurnaan aspek
bahasa dilakukan dengan mengamati kosa kata yang lebih tepat dan menyempurnakan
kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu penyempurnaan
paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi peragraf.
Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimatatau penghilangan kalimat
perlu dilakuka.
2.8 Sistematika
berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah seperti
berikut ini.
1. Mengucapkan
salam pembuka dan menyapa hadirin.
2. Menyampaikan
pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima kasih, atau ungkapan
kegembiraan atau rasa syukur.
3. Menyampaikan
isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar dan dengan gaya bahasa yang menarik.
4. Menyampaikan
kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh pendengar.
5. Menyampaikan
harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi
pidato.
6. Menyampaikan
salam penutup.
2.9 Teknik
Berpidato Yang Efektif
Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni
pidato tanpa teks dan pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut
juga dengan pidato ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan
pokok-pokok pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya
sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan
ide-ide penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling
baik, karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara.
Pidato dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru
pidato membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato
dengan membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai
dalam menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan
ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita
sampaikan betul-betul tidak menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa
hal, di antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan sikap berpidato.
1. Lafal
adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa.
2. Intonasi
mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna kalimat yang
kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat menjadi kalimat
berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat. Kedua,
intonasi dapat mempengaruhi daya persuasi pidato.
3. Nada
adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato
4. Sikap
merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas pidato,
sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap diri dan
lingkungannya
2.10 Faktor penunjang keefektifan berpidato
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar pidatonya
sukses.
1. Pembicara
dituntut seseorang yang bermoral. Jika pembicara bermoral tidak baik dan
diketahui oleh pendengar, maka pendengar akan mencemooh.
2. Pembicara
hendaknya sehat jasmani dan rohani sehingga penampilannya dapat bersemangat,
gagah, dan simpatik. Jangan sekali-kali menunjukkan fisik yang lemah dihadapan
khalayak.
3. Sarana
yang diperlukan hendaknya cukup menunjang, misalnya publikasi; jika pidato
disampaikan di hadapan massa, pengeras suara yang memadai, waktu, dan tempat
harus sesuai.
4. Jika
berpidato di hadapan massa, harus diperhatikan; volume suara, tingkat
pengetahuan massa, keadaan sosial, kebiasaan, adat istiadat, dan agama, waktu
berbicara tidak begitu lama, pembicara harus sabar dan menyesuaikan gaya dengan
massa.
Contoh pidato:
PIDATO YANG BERTEMA PENDIDIKAN
Assalamualaikum
wr wb, Bapak/ ibu guru beserta rekan-rekan yang saya hormati, pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat
berkumpul ditempat ini, saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan yang
telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul
“Indonesia Butuh Pendidikan Moral”.
Rekan-rekanku sekalian yang saya cintai,
Pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa kita sebagai bangsa liberalis? Membentuk manusia individu yang duduk di atas muka manusia social, menduduki wajah para pendahulu?
Jika ada seorang bertanya kepada saya, “Mana yang kau pentingkan, moral atau intelek?” Saya jelas akan memilih moral. Tapi tak ada yang salah untuk memilih keduanya. Belum lama ini merebak video porno artis ariel-luna. Kenapa sampai ada video seperti ini? Kalau bukan nkarena hilangnya moral bangsa. Sebenarnya walaupun jutaan maupun triliyunan video porno merebak di tanah air, tak akan berpengaruh jika punya moral.
Walaupun mereka, si pembuat viodeo porno mengetahui peraturan yang berlaku di tanah air, mengetahui kalau perbuatannya itu melanggar UU, norma maupun agama, tapi tak ada artinya jika seseorang tau peraturan tapi tak tau aturan. Perbedaan tau aturan dengan tau peraturan itu bagai langit dengan comberan. Jika pendidikan moral di negeri ini diterapkan seperti penerapan pendidikan intelek, mungkin Indonesia bisa merdeka, “merdeka yang sebenar-benarnya!” Agar pelajar, khususnya generasi muda bisa mendapatkan pendidikan moral, diperlukan tenaga pengajar yang mempunyai moral dan intelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri.
Generasi muda juga seharusnya bekerja keras, karena kelak mereka akan menjadi tiang penyangga sang saka, merah putih Indonesia, menggantikan tiang yang sudah rapuh. Dalam hal menyangga sang saka, pengetahuan di perlukan agar sang saka bisa ditempatkan di tempat yang layak. Sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga tidak mudah rapuh. Belum lagi sekarang jutaan, bahkan miliyaran telur rayap telah menetas. Jadi sulit mempertahankan kekokohan tiang penyangga.
Tapi tetaplah kembangkan moralmu! Perbanyak ilmumu! Kobarkan semangat! Semangat patriotis! Semangat nasionalis! Semangat generasi muda! Semangat yang bermoral! Semangat generasi pembawa perubahan!Bagi kalian yang mengantungi moral, pergunakanlah moralmu sebelum membusuk. Bagi kalian yang menaruh morah di bak sampah, maka temukanlah, lalu bersihkan dan gunakan moralmu! Dan bagi kalian yang kehilangan moral, maka kami akan bantu untuk menemukannya!
Teman-teman yang saya banggakan,
Demikian yang dapat saya sampaikan, Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih,Akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.
Rekan-rekanku sekalian yang saya cintai,
Pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa kita sebagai bangsa liberalis? Membentuk manusia individu yang duduk di atas muka manusia social, menduduki wajah para pendahulu?
Jika ada seorang bertanya kepada saya, “Mana yang kau pentingkan, moral atau intelek?” Saya jelas akan memilih moral. Tapi tak ada yang salah untuk memilih keduanya. Belum lama ini merebak video porno artis ariel-luna. Kenapa sampai ada video seperti ini? Kalau bukan nkarena hilangnya moral bangsa. Sebenarnya walaupun jutaan maupun triliyunan video porno merebak di tanah air, tak akan berpengaruh jika punya moral.
Walaupun mereka, si pembuat viodeo porno mengetahui peraturan yang berlaku di tanah air, mengetahui kalau perbuatannya itu melanggar UU, norma maupun agama, tapi tak ada artinya jika seseorang tau peraturan tapi tak tau aturan. Perbedaan tau aturan dengan tau peraturan itu bagai langit dengan comberan. Jika pendidikan moral di negeri ini diterapkan seperti penerapan pendidikan intelek, mungkin Indonesia bisa merdeka, “merdeka yang sebenar-benarnya!” Agar pelajar, khususnya generasi muda bisa mendapatkan pendidikan moral, diperlukan tenaga pengajar yang mempunyai moral dan intelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri.
Generasi muda juga seharusnya bekerja keras, karena kelak mereka akan menjadi tiang penyangga sang saka, merah putih Indonesia, menggantikan tiang yang sudah rapuh. Dalam hal menyangga sang saka, pengetahuan di perlukan agar sang saka bisa ditempatkan di tempat yang layak. Sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga tidak mudah rapuh. Belum lagi sekarang jutaan, bahkan miliyaran telur rayap telah menetas. Jadi sulit mempertahankan kekokohan tiang penyangga.
Tapi tetaplah kembangkan moralmu! Perbanyak ilmumu! Kobarkan semangat! Semangat patriotis! Semangat nasionalis! Semangat generasi muda! Semangat yang bermoral! Semangat generasi pembawa perubahan!Bagi kalian yang mengantungi moral, pergunakanlah moralmu sebelum membusuk. Bagi kalian yang menaruh morah di bak sampah, maka temukanlah, lalu bersihkan dan gunakan moralmu! Dan bagi kalian yang kehilangan moral, maka kami akan bantu untuk menemukannya!
Teman-teman yang saya banggakan,
Demikian yang dapat saya sampaikan, Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih,Akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.
PIDATO TENTANG BAHAYA NARKOBA
Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan
menyampaikan pidato tentang Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasanainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga
Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb..
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasanainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.
Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga
Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb..
(2014.”Kumpulan
contoh pidato terbaik lengkap”. http://panduanseoku.blogspot.co.id/2014/07/kumpulan-contoh-pidato-terbaik-lengkap.html`
.Diakses
pada tanggal 13 Desember 2015)
BAB
III
3.1
Kesimpulan
Pidato merupakan kegiatan
berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat di depan umum.Adapun tujuan
dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan informasi kepada orang lain,
serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam praktiknya pidato
disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai. Dalam berpidato ada
tata caranya mulai diawali dengan pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta
bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka umum.Metode yang dapat
kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu (serta merta), Manuskrip,
Memoriter dan Ekstemporan.
1. Berpidato merupakan kegiatan menyampaikan
gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan
aspek-aspek nonkebahasaan yang dapat mendukung keefisienan dan keefektifan
pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.
2. Pidato yang baik ditandai oleh kriteria tujuh
hal, yaitu:
a) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang
berlangsung,
b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi
pendengar,
c) isinya tidak menimbulkan pertentangan sara,
d) isinya jelas,
e) isinya benar dan objektif,
f)
bahasa yang digunakan mudah dipahami
pendengarnya, dan
g) disampaikan secara santun, rendah hati, dan
bersahabat.
3. Menurut Gorys Keraf, ada tujuh langkah yang
perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik.
a.
Menentukan topik dan tujuan.
b. Menganalisis pendengar dan situasi.
c.
Memilih dan menyimpitkan topik.
d. Mengumpulkan bahan.
e.
Membuat kerangka uraian.
f.
Menguraikan secara mendetail.
g. Melatih dengan suara nyaring.
4. Menulis naskah pidato hakikatnya adalah
menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tertulis yang siap dilisankan melalui
kegiatan berpidato.
3.2
Saran
Keberhasilan pidato dilihat dari diterimanya pesan
pidato yang disampaikan oleh pembicara kepada para pendengar. Agar itu semua
bisa terwujud, kita harus menguasai semua teknik-teknik yang berkaitan dengan
berpidato. Mulai dari menulis naskah pidato, hendaknya kita menulis naskah
pidato yang sesuai dan diminati pendengar. Selain itu kita juga harus
mengetahui kiat-kiat apa saja yang harus kita lakukan agar pendengar tertarik
untuk mendengarkan pidato yang kita sampaikan serta tidak menyinggung perasaan
pendengar. Selain itu kita harus banyak berlatih agar pidato yang kita
sampaikan dapat berjalan dengan lancar dan kita tidak mengalami. Diharapkan
setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui cara
berpidato yang baik, dan mahasisawa dapat mengembangkan kemampuan berpidato
serta diharapkan tampilan mahasiwa dalam berpidato benar-benar menunjukkan
kualitas sebagai insan yang terpelajar.
DAFTAR PUSPTAKA
Bata,Whinda j. 2014.”Makalah Bahasa Indonesia”. http://uihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-pidato.html.
Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
Rohman,
Fatwa.2013. ”Materi Pidato”. http://fatwarohman.blogspot.co.id/2013/10/materi-bahasa-indonesia-pidato.html.
Diakses
pada tanggal 13 Desember 2015.
Sanjaya, Robhi. 2013. ” Materi
Pidato”. http://anugrah-kom.blogspot.co.id/
2013/12/makalah-materi-pidato-oleh-klompok-vii.html.
Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
.2015. ” Pengertian Pidato, Tujuan Pidato,
Metode Pidato, Ciri-Ciri Pidato yang Baik “. http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-pidato-tujuan-pidato-metode-pidato.html#ixzz3ua9zEHsQ.Diakses
pada tanggal 13 Desember 2015.
.2012. “Presentasi Kriteria
Pidato yang Baik”. http://icpb11math.blogspot.co.id/2012/05/presentasi-kriteria-pidato-yang-baiksri.html. Diakses pada tanggal
13 Desember 2015.
.2014.”Kumpulan
contoh pidato terbaik lengkap”. http://panduanseoku.blogspot.co.id/2014/07/kumpulan-contoh-pidato-terbaik-lengkap.html`
Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar