Rabu, 21 Desember 2016

Contoh Makalah Pidato



PIDATO

Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampun:
Edi Suryadi,M.Pd
Oleh:
Nama: Yulia Puspita Sari
NIM: 061530330969
Kelas: 1TA

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena berkat ridho, rahmat, dan karunia-Nya Makalah  ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam ke pangkuan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yg kita rasakan saat ini. Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
 Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita.



Palembang, Januari 2016




Penulis







ii         
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I   PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masala...................................................................................... 2
1.3  Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II  PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1  Pengertian Pidato..................................................................................... 3
2.2  Tujuan Pidato........................................................................................... 4
2.3  Kriteria Pidato yang Baik........................................................................ 4
2.4  Tata Cara dan Etika Berpidato................................................................ 5
2.5  Menulis Naskah Pidato............................................................................ 8
2.6  Menyunting Naskah Pidato..................................................................... 9
2.7  Menyempurnakan Naskah Pidato Berdasarkan Suntingan...................... 9
2.8  Sistematika Berpidato.............................................................................. 9
2.9  Teknik Berpidato yang Efektif................................................................ 10
2.10 Faktor Penunjang Keefektifan Berpidato.............................................. 11
Contoh Pidato................................................................................................ 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18



iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara sangat dibutuhkan baik berbicara dalam konteks resmi maupun tidak resmi karena melalui bicara seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya. Kemampuan seseorang untuk berbicara biasanya tidak sama tergantung bagaimana orang tersebut mampu berfikir dalam menghasilkan kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit untuk bericara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu. Hal tersebut disebabkan oleh kefasihan seseorang dalam berbicara dan memilih kata-kata untuk diungkapkan.
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar “ngoceh”, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang disebul retorika atau seringkali disama-istilahkan dengan pidato”.(Sanjaya, Robhi. 2013.” Materi Pidato”.http://anugrah-kom.blogspot.co.id/2013/12/makalah-materi-pidato-oleh-klompok-vii.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 201.)
Salah satu cara untuk mengungkapkan suatu halnyang sering digunakan dalam penataran, peringatan, seminar, dan perayaan dari dahulu sampai sekarang adalah pidato. Seorang peminpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa, dan seorang pelajar hendaknya berusaha memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memiliki kemampuan berpidato di hadapan orang banyak khususnya karena bagaimana pun pada suatu saat kita akan dituntut untuk berpidato. Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi, atau dari gagasan pembicara kepada khalayak ramai. Seorang yang berpidato baik akan mampu menyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan, atau pesan yang disampaikan. Melalui makalah ini saya selaku penulis akan membahas tentang pidato secara mendalam.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Apa sajakah tujuan dari pidato?
b.      Bagaimanakah kriteria berpidato yang baik?
c.       Bagaimanakah tata cara dan etika berpidato?
d.      Bagaimanakah menulis naskah berpidato?
e.       Bagaimanakah sistematika berpidato?
f.       Bagaimanakah teknik berpidato yang efektif?

1.2  Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Dapat mengetahui tujuan dari pidato.
b.      Dapat mengetahui kriteria berpidato yang baik.
c.       Dapat mengetahui tata cara dan etika berpidato.
d.      Dapat mengetahui cara menulis naskah berpidato yang baik.
e.       Dapat mengetahui sistematika berpidato.
f.       Dapat mengetahui teknik berpidato yang efektif.
g.      Dan pada akhirnya biasaerpidato dengan baik.





BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pidato
Menurut Fatwa Rohman(Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum dengan menggunakan susunan kata yang baik, bertujuan untuk menyampaikan perasaan/ isi hati/ pendapat/ gagasan/ pengalaman/ pengetahuan/ materi/ suatu perihal kepada orang banyak serta dilakukan berdasarkan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
Pidato merupakan suatu kegiatan berbicara di depan khalayak ramai atau berorasi dalam menyatakan pendapatnya, atau memberikan suatu gambaran mengenai suatu hal. Biasanya pidato dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi serta pernyataan tentang hal-hal atau peristiwa penting dan juga patut untuk diperbincangkan. Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin guna memimpin dan berorasi di depan khalayak ramai atau anak buahnya.
Pidato merupakan suatu ucapan yang memiliki susunan yang baik guna disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato penting seperti pidato kenegaraan, pidato dalam menyambut hari besar, pidato untuk membangkitkan semangat, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik adalah suatu pidato dapat memberikan kesan positif bagi orang-orang banyak yang mendengarkan pidato yang disampaikan tersebut. Kemampuan dalam berpidato atau berbicara di depan publik dapat membantu dalam meraih jenjang karir yang baik.
Berpidato merupakan salah satu wujud dalam kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu itu, berpidato mementingkan ekspresi gagasan serta penalaran dengan memakai bahasa lisan yang didukung aspek nonbahasa, seperti ekspresi wajah, pelafalan, kontak pandang, dan intonasi suara. Pidato yang baik memerlukan beberapa kriteria. Berikut kriteria dalam berpidato.

2.2 Tujuan Pidato
Adapun tujuan pidato secara umum adalah :
1.      Informatif, yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi, pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar.
2.      Persuasif dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka rela.
3.      Edukatif, yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek pendidikan.
4.      Entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar dan membuat pendengar itu senang dan puas dengan pidato yang disampaikan.

2.3 Kriteria Berpidato yang Baik

Pidato yang baik ditandai oleh kriteria (a) isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, (b) isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar, (c) isinya tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan objektif, (f) bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan (g) disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.(2012. “Presentasi Kriteria Pidato yang Baik”. http://icpb11math.blogspot.co.id/2012/05/presentasi-kriteria-pidato-yang-baiksri.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015)
Seseorang harus menguasai unsur kebahasaan secara baik dan juga unsur nonkebahasaan, misalnya keberanian, ketenangan, kesanggupan melakukan reaksi yang cepat dan tepat, kesanggupan menyampaikan gagasan atau ide secara lancar dan teratur, dan kesanggupan memperlihatkan sikap dan gerak-gerik yang tidak canggung.
Ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik.
1.        Menentukan topik dan tujuan
2.        Menganalisis pendengar dan situasi
3.        Memilih dan menyimpitkan topik
4.        Mengumpulkan bahan
5.        Membuat kerangka uraian
6.        Menguraikan secara mendetail
7.        Melatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah tersebut diperingkas menjadi tiga langkah, yaitu menelitih masalah (1, 2, dan 3), menyusun uraian (4, 5, dan 6), dan mengadakan latihan (7).

2.4       Tata Cara dan Etika Berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan uraian untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato.  Etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhtikan dan dijunjung ketika berpidato.
Langkah-langkah dan uruttan berpidato secara umum diawali dengan pembukaa, sajian isi, dan penutup.
1.      Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Beberapa cara yang dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya: (a) Dengan memperkenalkan diri. (b) Membuka pidato dengan humor. (c) Membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.
2.      Sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu di rinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.Pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audience.  
3.      Pembahasan. Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian isi. Pada bagian ini biasanya berisi berbagai hal tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi, angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, bagan- bagan, model, dan humor yang relevan.
4.      Penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam acara sedang berlangsung. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan- harapan. a) Simpulan. Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara langsung sebagai penekanan isi pidato. b) Harapan-harapan. Dalam sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan. e. Salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan ada empat macam metode pidato:
1.      Impromtu (serta merta) yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan banyak menggunakan teknik serta merta. Keuntungan dari metode ini komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik dan tidak memerlukan banyak waktu untuk menghafal.
2.      Ekstemporan  yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-graris besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan. Keuntungannya: komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih kepada usaha untuk mengingat kata-kata yang akan disampaikan dan gerak serta isyarat dapat diintegrasikan dengan uraian. Kerugiannya: kata-kata yang akan digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya dan pembuatan naskah membutuhkan waktu lebih lama.
3.      Memoriter merupakan metode pidato dengan menulis pesan atau gagasan yang akan disampaikan dan kemudian menghafalkannya kata demi kata. Kerugiannya:
a.       Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, karena harus fokus juga kepada naskah pidatonya.
b.      Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka.
c.       Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
Sedangkan keuntunganya:
a.                   Tidak ngawur atau asal-asalan.
b.                  Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
c.                   Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
d.                  Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.
e.                   Manuskrip dapat diperbanyak.
Nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam berpidato yaitu janganlah menyinggung perasaan orang lain tetapi sebaliknya berupa menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatn perlu diusahakan dalam berpidato.
Adapun tata krama dalam berpidato diantarnya:
1.      Jika berpidato di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini:
a.       berpakaian dengan rapi dan bersih, tetapi, tidak bergayapamer dengan memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan.
b.      menggunakan kata-kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan, kesombongan, atau, kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c.       jika pidato panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya diselingi humor, namun humor itu harus sopan.
2.      Jika berpidato di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria, perhatikanlah kata-kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai menyinggung perasaan.
3.      Bila berpidato di hadapan orang-orang terkemuka, hendaknya mempersiapkan diri dengan sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan tumbuh; selain itu kita tidak perlu merasa rendah diri.
4.      Jika berpidato di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus terang dan dapat agak santai, namun jangan melupakan tata krama.
5.      Jika yang mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu menyakinkan mereka argumentasi yang logis.
6.      Jika berpidato di hadapan pemeluk suatu agama, kita harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung martabat suatu agama.
7.      Jika yang mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah kata-kata atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.

2.5  Menulis Naskah Berpidato
Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan pidato yang akan dilakukan memang dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan berpidato itu dilakukan secara spontan tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatan pidato dilakukan. Menulis naskah pidato hakikatnya dalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tertulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato. Pilihan kosa kata dan kalimat-kalimat serta paragraf dalam menulis naskah pidato sesungguhnya tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan kegiatan menulis untuk menghasilkan naskah lain. Situasi resmi atau kurang resmi akan menentukan pilihan kosa kata dalam menulis naskah pidato. Dengan demikian, sekalipun naskah pidato itu merupakan bahan tulis yang akan dilisankan, sehingga konteks kelisanan perlu diperhatikan.

2.6       Menyunting naskah pidato
Isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato menjadi sasaran penyuntingan. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, calon pendengar, dan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif, dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Penyuntingan terhadap bahasa diarahkan pada pilihan kosa kata, kalimat, dan penyusunan paragraf. Ketepatan pilihan kosa kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama dalam kegiatan penyuntingan ini. Sedangkan penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, dan  campuran.

2.7       Menyempurnakan naskah pidato berdasarkan suntingan
Menyempurnakan naskah pidato setelah disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perlu dilakukan. Penyempurnaan itu diarahkan kepada aspek isi, bahasa, dan penalaran.  Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengamati kosa kata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi  peragraf. Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimatatau penghilangan kalimat perlu dilakuka.

2.8       Sistematika berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah seperti berikut ini.
1.      Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.
2.      Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur.
3.      Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa yang menarik.
4.      Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh pendengar.
5.      Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi pidato.
6.      Menyampaikan salam penutup.

2.9       Teknik Berpidato Yang Efektif
Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru pidato membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan betul-betul tidak menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan sikap berpidato.
1.      Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa.
2.      Intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat. Kedua, intonasi dapat mempengaruhi daya persuasi pidato.
3.      Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato
4.      Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap diri dan lingkungannya

2.10     Faktor penunjang keefektifan berpidato
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar pidatonya sukses.
1.      Pembicara dituntut seseorang yang bermoral. Jika pembicara bermoral tidak baik dan diketahui oleh pendengar, maka pendengar akan mencemooh.
2.      Pembicara hendaknya sehat jasmani dan rohani sehingga penampilannya dapat bersemangat, gagah, dan simpatik. Jangan sekali-kali menunjukkan fisik yang lemah dihadapan khalayak.
3.      Sarana yang diperlukan hendaknya cukup menunjang, misalnya publikasi; jika pidato disampaikan di hadapan massa, pengeras suara yang memadai, waktu, dan tempat harus sesuai.
4.      Jika berpidato di hadapan massa, harus diperhatikan; volume suara, tingkat pengetahuan massa, keadaan sosial, kebiasaan, adat istiadat, dan agama, waktu berbicara tidak begitu lama, pembicara harus sabar dan menyesuaikan gaya dengan massa.









Contoh pidato:

PIDATO YANG BERTEMA PENDIDIKAN

Assalamualaikum wr wb, Bapak/ ibu guru beserta rekan-rekan yang saya hormati, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini, saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Indonesia Butuh Pendidikan Moral”.

Rekan-rekanku sekalian yang saya cintai,
Pendidikan moral sangat dibutuhkan oleh pelajar generasi ini. Bukan hanya pelajar tapi dibutuhkan oleh masyarakat dunia terutama Indonesia. Sekarang di wadah pendidikan baik itu di universitas maupun di sekolah, sepertinya pendidikan moral di kebelakangkan, di kantungi bahkan ada yang menaruhnya di dalam bak sampah. Apa gunanya mendidik intelek tanpa mendidik moral? Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa ini intelek, kalau masalah pintar intelek binatang kalau di ajar juga bisa. Apakah tenaga pengajar sekarang ingin menjadikan bangsa kita sebagai bangsa liberalis? Membentuk manusia individu yang duduk di atas muka manusia social, menduduki wajah para pendahulu?

Jika ada seorang bertanya kepada saya, “Mana yang kau pentingkan, moral atau intelek?” Saya jelas akan memilih moral. Tapi tak ada yang salah untuk memilih keduanya. Belum lama ini merebak video porno artis ariel-luna. Kenapa sampai ada video seperti ini? Kalau bukan nkarena hilangnya moral bangsa. Sebenarnya walaupun jutaan maupun triliyunan video porno merebak di tanah air, tak akan berpengaruh jika punya moral.

Walaupun mereka, si pembuat viodeo porno mengetahui peraturan yang berlaku di tanah air, mengetahui kalau perbuatannya itu melanggar UU, norma maupun agama, tapi tak ada artinya jika seseorang tau peraturan tapi tak tau aturan. Perbedaan tau aturan dengan tau peraturan itu bagai langit dengan comberan. Jika pendidikan moral di negeri ini diterapkan seperti penerapan pendidikan intelek, mungkin Indonesia bisa merdeka, “merdeka yang sebenar-benarnya!” Agar pelajar, khususnya generasi muda bisa mendapatkan pendidikan moral, diperlukan tenaga pengajar yang mempunyai moral dan intelek yang baik. Tidak seperti seorang guru SMA yang baru-baru ini melakukan transaksi, membeli keperawanan siswinya yang diperdagangkan oleh siswanya sendiri.

Generasi muda juga seharusnya bekerja keras, karena kelak mereka akan menjadi tiang penyangga sang saka, merah putih Indonesia, menggantikan tiang yang sudah rapuh. Dalam hal menyangga sang saka, pengetahuan di perlukan agar sang saka bisa ditempatkan di tempat yang layak. Sedangkan moral di butuhkan agar sebagai tiang penyangga tidak mudah rapuh. Belum lagi sekarang jutaan, bahkan miliyaran telur rayap telah menetas. Jadi sulit mempertahankan kekokohan tiang penyangga.

Tapi tetaplah kembangkan moralmu! Perbanyak ilmumu! Kobarkan semangat! Semangat patriotis! Semangat nasionalis! Semangat generasi muda! Semangat yang bermoral! Semangat generasi pembawa perubahan!Bagi kalian yang mengantungi moral, pergunakanlah moralmu sebelum membusuk. Bagi kalian yang menaruh morah di bak sampah, maka temukanlah, lalu bersihkan dan gunakan moralmu! Dan bagi kalian yang kehilangan moral, maka kami akan bantu untuk menemukannya!

Teman-teman yang saya banggakan,
Demikian yang dapat saya sampaikan, Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih,Akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.
PIDATO TENTANG BAHAYA NARKOBA
Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.

Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasanainnya.

Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah.

Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.

Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga

Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb..
(2014.”Kumpulan contoh pidato terbaik lengkap”. http://panduanseoku.blogspot.co.id/2014/07/kumpulan-contoh-pidato-terbaik-lengkap.html` .Diakses pada tanggal 13 Desember 2015)
                                    







BAB III

3.1      Kesimpulan
Pidato merupakan kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat di depan umum.Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka umum.Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu (serta merta), Manuskrip, Memoriter dan Ekstemporan.
1.        Berpidato merupakan kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek nonkebahasaan yang dapat mendukung keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.
2.        Pidato yang baik ditandai oleh kriteria tujuh hal, yaitu:
a)        isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung,
b)        isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar,
c)        isinya tidak menimbulkan pertentangan sara,
d)        isinya jelas,
e)        isinya benar dan objektif,
f)         bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan
g)        disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.
3.        Menurut Gorys Keraf, ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pidato yang baik.
a.         Menentukan topik dan tujuan.
b.        Menganalisis pendengar dan situasi.
c.         Memilih dan menyimpitkan topik.
d.        Mengumpulkan bahan.
e.         Membuat kerangka uraian.
f.         Menguraikan secara mendetail.
g.        Melatih dengan suara nyaring.
4.        Menulis naskah pidato hakikatnya adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tertulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato.

3.2       Saran
Keberhasilan pidato dilihat dari diterimanya pesan pidato yang disampaikan oleh pembicara kepada para pendengar. Agar itu semua bisa terwujud, kita harus menguasai semua teknik-teknik yang berkaitan dengan berpidato. Mulai dari menulis naskah pidato, hendaknya kita menulis naskah pidato yang sesuai dan diminati pendengar. Selain itu kita juga harus mengetahui kiat-kiat apa saja yang harus kita lakukan agar pendengar tertarik untuk mendengarkan pidato yang kita sampaikan serta tidak menyinggung perasaan pendengar. Selain itu kita harus banyak berlatih agar pidato yang kita sampaikan dapat berjalan dengan lancar dan kita tidak mengalami. Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui cara berpidato yang baik, dan mahasisawa dapat mengembangkan kemampuan berpidato serta diharapkan tampilan mahasiwa dalam berpidato benar-benar menunjukkan kualitas sebagai insan yang terpelajar.















DAFTAR PUSPTAKA

Bata,Whinda j. 2014.”Makalah Bahasa Indonesia”. http://uihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-pidato.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
Rohman, Fatwa.2013. ”Materi Pidato”. http://fatwarohman.blogspot.co.id/2013/10/materi-bahasa-indonesia-pidato.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
Sanjaya, Robhi. 2013. ” Materi Pidato”. http://anugrah-kom.blogspot.co.id/
2013/12/makalah-materi-pidato-oleh-klompok-vii.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
.2015.  ” Pengertian Pidato, Tujuan Pidato, Metode Pidato, Ciri-Ciri Pidato yang Baik “. http://woocara.blogspot.com/2015/10/pengertian-pidato-tujuan-pidato-metode-pidato.html#ixzz3ua9zEHsQ.Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
.2012. “Presentasi Kriteria Pidato yang Baik”. http://icpb11math.blogspot.co.id/2012/05/presentasi-kriteria-pidato-yang-baiksri.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.
.2014.”Kumpulan contoh pidato terbaik lengkap”. http://panduanseoku.blogspot.co.id/2014/07/kumpulan-contoh-pidato-terbaik-lengkap.html` Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar